Cara Membuat Pupuk Pupuk Cair Organik Unsur Makro
Pengantar
Pupuk adalah suplemen yang dibutuhkan oleh tanah dan tanaman untuk
“hidup”, mengapa dikatakan untuk hidup? Dikarenakan dalam pertanian
organik manusia, tanah dan tanaman adalah satu kesatuan ekosistem alam
yang saling berimbang dan tidak saling memperkosa atau merusak,
kesemuannya saling bergantung untuk hidup. Dalam prinsip kerjanya pupuk
organik tidak lepas dari filosofi pertanian organik; yaitu sebuah
pertanian dengan sistem integral berkelanjutan, terbaharukan dalam
sebuah siklus perputaran alam. Sistem pertanian ini biasa diketahui
dalam masa perkembangan peradaban manusia dengan mengenalnya manusia
dengan kehidupan maden atau menetap, domestifikasi hewan ternak dan
pengenalan tanaman pangan seiring masa perundagian di akhir masa berburu
dan merayu, maaf meramu.. Untuk hidup manusia mengolah alam dan menanam
tanaman konsumsi. Tanaman konsumsi tersebut kemudian menyerap mineral
hara untuk bisa hidup dari dalam tanah atau media. Dan tanah yang
kemudian menyediakan itu mempunyai batasan, pada suatu saat tanah akan
kehabisan hara dan harus rehat untuk memulihkan unsur harannya yang
telah diserap tanaman olahan petani. Maka
disinilah peran pertanian organik oleh manusia dengan mengembalikan
unsur hara dan mineral tanah untuk menyokong hidup dan “menghidupkan”
kembali atau menyehatkan tanah tersebut, dengan nutrisi seperti layaknya
tanaman yang tumbuh diatas tanah tersebut. Mengapa tanah atau tumbuhan
juga dikatakan hidup seperti manusia? Sebagai analogi sederhana, tubuh
manusia membutuhkan asupan gizi dan mineral, selain itu tubuh juga
memerlukan asupan protein dan lemak untuk pertumbuhan. Jika manusia
mendapatkannya via saluran pencernaan, dan makanan yang didalam saluran
tersebut dicerna melalui berbagai bantuan antara lain: Dalam saluran
pencernaan terdapat enzim dan mikroba yang berguna bagi tubuh seperti,
enzim lactase yang memecah protein, insulin untuk gula, mikroba di usus
untuk membusukkan dan mendekomposisi sisa makanan dst. Tanaman yang
tumbuh di tanah tentu tidak mempunyai sistem pencernaan selayaknya yang
dimiliki oleh manusia, tumbuhan lebih cenderung tergantung pada sistem
pencernaan alam yaitu dekomposer nutrisi alami oleh mikroba dan bakteri
di dalam tanah. Maka jika kita melihat tanah yang subur dan gembur
berarti tanah itu hidup, dalam artian ia dihuni oleh berbagai mikroba
dan hewan penyubur yang membantu tanah menjadi alat pencernaan bagi
tumbuhan. Jikalau tanah itu keras dan tidak subur maka sama halnya
dengan manusia yang mengalami sakit pencernaan karena dia tidak
mendapatkan asupan nutrisi yang bagus karena biodikomposer dalam tanah
tersebut mati. Karena darimana tumbuhan dapat memperoleh nutrisi berupa
protein, lemak atau glukosa jika mikroba yang mengubah zat tersebut
sehingga bisa diserap oleh akar ternyata sudah tidak ada atau mati.
Kematian biodekomposer alam atau mikroba yang menyuburkan tanah tersebut
bisa dikarenakan oleh beberapa hal, salah satunya adalah kesalahan
pengelolaan tanah. Pengelolaan tanah modern yang banyak melibatkan bahan
kimia bisa membuat tanah teracuni dan membunuh mikroba yang seharusnya
membantu menyeimbangkan unsur hara dan asam basa tanah, sehingga tanah
menjadi beracun atau PH nya menjadi terlalu asam atau menjadi terlalu
basa. Biasanya tanah yang terkontaminansi bahan kimia cenderung lebih
lama dalam proses pemulihannya, karena proses detoxifikasi yang memakan
waktu yang tidak pendek, agak sedikit berbeda dengan kondisi tanah yang
memang dalam kondisi yang “lelah” karena proses pengolahan yang tidak
berimbang (semisal bekas tanah sawah yang sudah bermusim-musim hanya
digunakan untuk tanaman padi terus tanpa selingan).
Istilah pupuk organik sebelumnya sudah lama dikenal jauh sebelum masa
yang dikatakan sebagai jaman intensifikasi pertanian modern saat ini.
Moda pertanian lama atau kuno telah mengenal sistem pertanian organik,
dan salah satu komponennya berupa pemupukan organik pada tanaman yang
mereka budidayakan, dalam hal ini tanaman pangan utama. Mengapa tanaman
pangan utama, karena filosofi tanam masa lampau tidak menimbulkan ekses
atau eksploitasi berlebih pada alam terutama karena belum mengenal apa
yang disebut tanaman industri. Karena hal ini untuk menghindari salah
persepsi, ketika perindustrian dengan cara yang intensif mulai
mengunakan metode pupuk atau “pertanian organik” untuk tanaman industri
mereka seperti tebu, karet, tembakau, sawit dst. Hal ini tidak kemudian
serta merta menjadikan pertanian atau budidaya mereka ramah lingkungan.
Karena sekali lagi apakah kemudian kestabilan ekosistem akan terganggu
atau tidak karena over eksploitasi alam untuk menghasilkan surplus bahan
untuk komersial tersebut, menghancurkan atau merusak pola ekosistem
alam atau moda produksi pertanian lokal yang disebut sebagai ekosistem
atau simbiosis alam tersebut.
Pupuk organik terdiri dari tiga unsur utama yang dibutuhkan oleh tanaman untuk tumbuh berkembang
Yaitu: 1. Pupuk cair dengan unsur N
2. Pupuk cair dengan unsur P
3. Pupuk cair dengan unsur K
Mengapa kemudian tiga unsur tersebut yang diperlukan dan dibuat,
unsur-unsur tersebut tak ubahnya merupakan hormon pertumbuhan bagi
tanaman, seperti halnya hormone estrogen dan progresteron pada manusia
untuk berkembang dan berovulasi dan prokreasi. Unsur N atau Nitrogen
merangsang pertumbuhan batang dan daun, P atau Phospor untuk merangsang
pertumbuhan bunga, dan terahir K atau kalium untuk merangsang
pertumbuhan buah. Selain itu pemupukan organik tidak bisa berdiri
sendiri atau selesai dengan pemberian pupuk tersebut. Pertanian Organik
juga merupakan perlakuan yang lebih luas terhadap ekosistem sawah atau
lading secara keseluruhan, seperti penambahan zat selain pupuk oganik
sebagai bahan pangan tanaman (untuk memberi mikroba asupan bahan untuk
di-dekomposisi) missal pupuk kandang atau kompos untuk memulihkan hara
tanah. Penanaman tanaman benteng untuk “penangulangan” hama, selain pola
tani yang berkelanjutan lainnya
Nb. Keterangan gambar diperoleh dari Kementerian pertanian dan stockiest-HCS.com
Maka keunggulan dari sistem pertanian organik dan pupuk organik
dibandingkan cara konvensional dengan pupuk kimia adalah, keekonomisan
dari bahan dan implementasi pemupukan dan pengolahan tanah yang tidak
memerlukan biaya besar, karena sudah memanfaatkan seluruh potensi
sekitar sebagai ekosistem pendukung dari pertanian tersebut. Selain
mengubah “habit” atau kebiasaan dari pertanian konvensional, pertanian
berkelanjutan dan pertanian yang ramah lingkungan lebih lanjut harus
didorong untuk menjadi political will dari pemerintah atau tujuan
politik pangan nasional pemerintah tidak semata sebatas program-program
kecil atau percobaan atau hanya political habit. Karena pertanian
organik juga merupakan bagian dari pergerakan melawan revolusi hijau
atau industrialisasi pertanian khususnya pertanian pangan di
Negara-negara berkembang yang di kuasai dari mulai pemuliaan bibit,
pupuk, obat hama sampai dengan penetapan harga produk pertanian yang
tidak berpihak kepada petani. Dengan pertanian organik produk petani
akan mempunyai nilai unggul dengan arti memiliki harga saing yang lebih
tinggi, selain branded organik yang tinggi harganya di pasaran, jikalau
harga keekonomian tersebut haruslah ditekan karena politik pangan murah,
petani masih bisa mendapat untung dari sistem pertanian organik ini,
karena cost produksi atau biaya produksi yang rendah.
Oleh sebab itulah mengapa dalam bagan digambarkan sistem silang
sengkurat yang kemudian ada sistem politik yang melingkari dari luar
tetapi tidak terintegrasi dengan cara produksi yang diberlakukan oleh
petani atau pertanian itu sendiri.
A. Berikut adalah cara pembuatan dari pupuk organik cair : Pupuk N sekaligus starter pupuk organik
Apa yang dimaksud dengan starter pupuk organik adalah, dalam penjelasan
sebelumnya kita membutuhkan mikroba dan dekomposer alami dalam tanah
untuk membantu tanaman dan memulihkan kondisi hara tanah, maka mikroba
yang digunakan untuk tujuan tersebut harus diternakkan terlebih dahulu
atau dibiakkan terlebih dahulu pada wadah yang akan kita buat
selanjutnya. Starter pupuk organik adalah mikroba yang bersifat
mendekomposisi atau melapukkan unsur-unsur atau bahan-bahan organik
supaya lebih memudahkan tanaman untuk menyerapnya. Seperti selulosa
dalam tanah bekas jerami atau pupuk kompos yang belum terfermentasi baik
akan dengan mudah diubah menjadi kompos matang oleh mikroba yang
terkandung dalam starter tersebut.
Jadi ketika kita memiliki pupuk starter ini kita dapat dengan leluasa
membuat pupuk dengan kandungan N atau P nantinya sedangkan kandungan K,
kita tidak memerlukan mikroba ini dalam proses pembuatannya.
Dan sebagai catatan untuk penghematan kita bisa langsung membuat
sekaligus Starter mikroba dan pupuk cair N dalam satu wadah sekaligus
bersamaan, untuk menghemat waktu pembuatan. Setelah starter tersedia,
kita bisa melakukan pembanyakan pupuk N atau pupuk P yang digunakan
nanti setelah tanaman cukup besar.
1. Alat-alat
No Nama alat Jumlah Keterangan
1 Toren/gentong plastik atau ember besar (jika ember cari yang ada tutup
rapatnya dan berleher tinggi) pastikan ada tutupnya dan bisa di tutup
rapat 3 buah, bisa bekas cat atau wadah cairan kimia banyak dijuak
bekas, asal dicuci terlebih dahulu 1 Pupuk N cair
1 Pupuk P cair
1 Pupuk K cair
Ukuran menyesuaikan volume pupuk yang akan dibuat (baiknya minimal 80 liter
Nb. Ukuran menyesuaikan kebutuhan
2 Selang plastik kecil/pipet plastic 2 m Untuk saluran pembuangan gas (cukup untuk 2 tong saja)
3 Botol air mineral bekas 2 buah Tempat proses pembuangan gas hasil fermentasi anaerob
4 • Lem plastik (alteco atau cari yang cepat mengeras)
• Lakban
• Gunting
• Pisau Secukupnya Untuk menambal sisa lubang antara pipet dan tutup
wadah yang dilubangi, sekaligus menyambung kran air dengan wadah
5 Saringan bila ada 2 buah Untuk menyaring kotoran supaya tidak ikut
masuk dan menyumbat kran (untuk wadah atau gentong pupuk N dan P)
6 Kran air kecil 2 buah Untuk mengambil/mengeluarkan pupuk cair yang sudah jadi (untuk wadah pupuk cair N dan P)
7 • Perapian (kompor atau yang lainnya) jangan kompor kecil
• Panci besar Untuk merebus beberapa bahan
2. Bahan-bahan Starter N Sekaligus pupuk N
Unsur N adalah unsur bebas di alam, oleh karena itu tidak bisa
diproduksi, tetapi diolah atau diekstrak melalui proses kimiawi baik
pabrik atau alami untuk menangkap dan mengikat unsur Nitrogen ini pada
senyawa atau media organik. Sebagai contoh pupuk N atau urea membutuhkan
gas alam sebagai salah satu sumber unsur N di alam untuk menjadikannya
pupuk urea pabrik. Jadi mengapa industri pupuk berbanding sejajar dengan
harga barang tambang atau bahan bakar karena unsur N, P, atau K diolah
dari bahan bakar seperti batu bara atau LNG di alam untuk diekstrak
kandungan zatnya.
Sedangkan cara pertanian organik kita mengekstrak atau menangkap
unsur-unsur tersebut dari alam dengan bantuan mikroba dan mikrobakter,
sebagai mahlluk hidup perintis yang tidak membutuhkan oksigen tetapi
bisa hidup dengan memanfaatkan dan mengendapkan gas atau unsur tersebut
dari alam tanpa merusak dan menganggu atau tergantung dari suplai
industri yang merusak lingkungan. Karena alam telah memberi dan
menyiapkan apa yang kita butuhkan tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
No Nama Bahan untuk pupuk jenis N Jumlah Keterangan
1 Isi perut sapi/kerbau/kambing (usus besar/rumen), atau MP4 starter
untuk biokompos, (untuk yang suka sholat dan kumur di pagi hari, sisa
air kumur banyak mengandung enzim dan bakteri pengurai yang juga bisa
digunakan menjadi bahan tambahan di starter). Secukupnya (untuk 100 L
cukup isi dari 1 ekor sapi) Kotoran yang masih berupa rumput hijau dalam
perut sapi mengandung mikroba pengurai selulosa yang bermanfaat untuk
memfermentasi tanaman atau tumbuhan hijau, bisa diganti dengan bagian
usus besarnya (asal belum dikerok dan digoreng menjadi babat). Usahakan
simpan dalam wadah rapat sebelum dimasukkan kedalam media fermentasi,
jangan disimpan lebih dari 2 hari, karena mikroba akan mati terpapar
panas dan sinar matahari karena mikroba anaerop tidak butuh cahaya dan
oksigen dalam metabolismenya.
Cara mendapatkannya adalah pergi kerumah penjagalan yang baru saja menjagal sapi.
2 Daun wedusan atau bungil kacang tanah (bagian akar kacang tanah yang
ada benjolan kecil) Ukuran disesuaikan ¼ isian ukuran tinggi wadah Untuk
mengambil bateri yang mengikat unsur N dari dalam tanaman dan udara,
gambar daun tanaman wedhusan (langsung cabut dengan akarnya)
3 Bekatul Kapasitas 80-100L cukup 1-2kg saja Media kembang mikroba (pemecah karbohidrat)
4 Tetes tebu, gula pasir, air nira, gula merah Jika tetes digunakan
untuk 80-100L memerlukan min 10L (cairkan gula pasir atau gula merah
sebelum digunakan 10L air baiknya minimal 3kg gula atau lebih) tetes
tebu digunakan karena lebih ekonomis Banyak tidak masalah glukosa untuk
media pengembangan/nutrisi mikroba
5 Teh basi (sampai berbau), ditutup jangan sampai ada jamur Minimal 1
teko (+- 2L) untuk 80-100L Media mikroba, jangan teh celup, harus teh
daun apapun merknya, pahit bisa atau bekas sisa minum juga bisa (ada
gulanya)
6 Susu basi (sampai berbau) usahakan susu murni sapi, kambing atau yang
lainnya (jangan susu kental manis atau susu kaleng atau formula) ditutup
jangan sampai ada jamur Minimal 1L Media mikroba (pemecah protein dan
lemak), Jangan dimasak/direbus
7 Nanas blender/cacah lembut dengan kulitnya 1 buah nanas Media mikroba
(pelunak selulosa) probiotik, sekaligus sumber Phospat dan Kalium
sekunder, sekaligus bisa mengurangi bau. Jangan terlalu banyak
mengunakannya. Nanti malah jadi bikin sirup
8 Air kencing/seni sapi, kambing, kerbau, manusia, babi, kelinci hewan
ternak lainnya kecuali kuda Secukupnya (cukup untuk mengisi penuh wadah
pupuk) Urin mengandung Urea yang jika difermentasikan oleh mikroba
anaerob, kandungan gas Nitrogen akan mudah lepas ke udara, maka wadah
harus ditutup kencang. Dan jangan gunakan air kencing kuda, karena
bersifat panas (mengandung gas) yang tidak baik untuk tumbuh kembang
mikroba
9 Terasi mentah Bisa ditambahkan, bisa tidak Untuk memberi protein dan membiakkan bakteri pengurai protein
Catatan : Bahan yang disebutkan diatas adalah bahan pokok dalam
pembuatan pupuk organik yang banyak mengandung unsur N yaitu, unsur
untuk pertumbuhan daun dan batang pada tanaman sekaligus penyubur dan
pengurai (bio dekomposer) unsur di tanah, Bahan yang disebutkan diatas
bisa ditambah dengan unsur lain seperti buah-buahan yang mengandung
unsur anti jamur atau hama lainnya yang alami, selama itu bukanlah daun
atau buah yang bersifat antiseptic alami atau anti mikroba, seperti
sirih, atau jenis tanaman obat lainnya. Karena jika dicampurkan akan
menganggu tumbuh kembang mikroba pengurai di pupuk organik.
Cara pembuatan pupuk organik cair N
Didalam proses fermentasi atau pembuatan pupuk di dalam wadah terjadi beberapa proses kimia organik, yaitu:
Pelepasan kalor dari proses fermentasi atau pembusukan yang
menghasilkan gas (seperti halnya septitank, (deposito berjangka di WC)
Pelapukan bahan organik berupa dedaunan atau selulosa yang dimasukkan dalam wadah
Perkembangbiakan koloni mikroba
Pelepasan zat akibat dekomposisi bahan baik N, P atau K
Dan berikut adalah detail cara pembuatan dan persiapan pembuatan pupuk N
1. Rebus bekatul sampai matang dalam air (sampai menjadi seperti bubur cair bekatul) kemudian dinginkan.
2. Siapkan wadah, bersihkan terlebih dahulu wadah jikalau wadah tersebut
merupakan bekas tempat cairan lain yang mungkin bisa menhambat proses
tumbuh kembang bakteri, dan beri lubang pada bagian bawah wadah untuk
tempat kran air/shock air, beri jarak aman dari dasar wadah supaya kran
tidak terganggu endapan bahan pupuk, untuk mengambil pupuk cair yang
sudah jadi kelak, jangan sering-sering membuka tutup wadah karena akan
mengakibatkan udara luar masuk sehingga menghambat proses fermentasi
anaerob.
3. Masukan bungil kacang atau dan tanaman wedusan ke dalam wadah, tata dalam posisi tidur.
4. Masukan rumen sapi atau MP4 atau isi perut sapi kedalam wadah. Dengan keterangan sebagai berikut:
Untuk starter masukan rumen atau isi perut sapi
Untuk hanya membuat pupuk cair N jika petani sudah memiliki cairan
bibit atau starter cukup masukkan starter sebanyak 1-2L saja.
5. Masukan air seni sapi, kambing yang telah tersedia isi sampai 1/3 penuh
6. Masukkan bahan lainnya seperti
Susu basi
Teh basi
Bubur bekatul cair yang sudah dimasak dan didinginkan
Gula atau tetes tebu secukupnya (jangan lupa cairkan gula terlebih
dahulu baiknya di dalam teh, atau masukkan dalam bubur bekatul, atau
jikalau terpaksa gula merah bisa diiris-iris tipis baru dimasukkan)
7. Tutup wadah dengan rapat dengan tutup yang telah diberi ventilasi
Setelah semua bahan masuk, tutup wadah starter N/pupuk N dengan rapat,
jangan lupa beri lubang ventilasi di tutup mengunakan pipet, usahakan
tidak ada lubang tersisa rapikan dengan lem, atur jarak pipet dengan
batas atas cairan fermentasi di dalamnya jangan sampai ujung pipet di
dalam tererendam cairan untuk mencegah penyumbatan (jangan isi penuh
atau sisakan ruang kosong dalam wadah supaya gas yang terproduksi dalam
proses fermentasi bisa terkumpul ke atas dan keluar tidak meledakkan
wadah).
Ujung pipet diluar dimasukkan ke dalam botol air mineral kecil yang
berisi air dengan bantuan lakban (tempelkan botol plastik berisi air di
badan gentong mengunakan lakban dan masukkan pipet)
Mengapa ujung pipet yang diluar dimasukkan kedalam air, air berfungsi
sebagai penghambat alami supaya mencegah udara/gas dari luar masuk
kedalam pipet, sehingga udara yang bertekanan dalam pipet juga bisa
keluar secara beraturan (sedikit demi sedikit) melalui gelembung dalam
air, karena perbedaan tekanan di dalam wadah dan air sebagai penghambat
udara bertekanan rendah dari luar masuk karena tidak mampu memberi
tekanan pada air dan sebaliknya gas hasil fermentasi bisa tersaring
keluar maka fermentasi dalam wadah bisa terjadi sempurna sebagai
fermentasi anaerob
Simpan wadah di tempat yang sejuk dan tidak terkena sinar matahari langsung untuk menghindari kerusakan pada fermentasi
Pupuk cair bisa digunakan setelah minimal 3 minggu setelah pemeraman/fermentasi atau penyimpanan.
Sebagai catatan dalam pembuatan pupuk organik N turunan atau sesudah
memiliki starter biodekomposer maka bahan yang diperlukan hanyalah
cukup:
No Bahan Jumlah Keterangan
1 Tetes tebu, gula Sama dengan atas Idem
2 Starter biodekomposer yang sudah dibuat Sda –
3 Bungil kacang tanah atau daun wedhusan Sda –
4 Air seni hewan ternak Sda –
5 Nanas blender/cincang Sda –
3. Takaran dan cara pengunaan Pupuk organik dan Starter
Setelah 3 Minggu, pupuk cair sudah bisa digunakan, ambil pupuk dengan melalui kran dibawah wadah, jangan buka tutup wadah.
Starter pupuk N dapat digunakan dengan 2 cara pengunaan yaitu
1) Untuk memperbanyak membuat pupuk organik cair turunan Nitrogen dan
Phospat, 1 liter starter N cukup untuk menjadi dekomposer atau biang
ragi dalam wadah 50-80L bahan pupuk selanjutnya.
2) Untuk membuat pupuk organik padat dibutuhkan lebih banyak lagi,
larutkan 1-2L starter dalam sprayer besar atau ember isi 80-100L air,
kemudian semprotkan atau siramkan pada pupuk kompos yang belum jadi,
atau yang hendak difermentasi, tergantung banyak atau sedikit jumlahnya,
semprot merata kemudian tutupi dengan terpal atau penutup lainnya untuk
menghindarkan dari siraman air hujan, dan gangguan lainnya, kemudian
selang satu minggu ulangi lagi hal yang sama sekaligus balik media, jika
tempat itu teduh biasanya dalam tempo 2 minggu media kompos sudah
terfermentasi tinggal di masukkan mesin penghalus untuk dijadikan
granule, atau bisa langsung digunakan. Jika tempat pemfermentasian itu
cenderung terkena cahaya terik langsung, biasanya proses fermentasi
berlangsung agak lambat.
3) Tanda pupuk kompos yang matang dan terfermentasi adalah bahan tidak
bau lagi, dan sudah tidak berbentuk bekas tanaman atau bahan yang hijau,
jika diremas akan mudah hancur seperti buliran tanah humus.
Cara tersebut diatas lebih efektif dalam memulihkan fungsi dan kondisi
tanah dibandingkan dengan langsung menyemprot tanah dengan pupuk unsur
N, karena tanpa ada media yang dapat untuk dijadikan mikroba menyerap
dan menyimpan unsur N dari udara, kita sama saja mengunakan pupuk urea
atau NPK pada penerapan pupuk kimia, karena unsur N hanya dikhususkan
untuk tanaman langsung dan tanah tetap dibiarkan tidak dikembalikan
nutrisinya.
Pupuk cair N cara pengunaan
1) Cukup larutkan -+250cc atau takaran 1 gelas air pupuk organik N untuk
1 tangki sprayer, bisa disemprotkan langsung ke tanaman atau media
didekat akar tanaman. Pagi atau sore. Sesuai kebutuhan. Jangan takut
akan overdosis atau keracunan karena pupuk organik tidak mengandung
racun dan mikroba yang digunakan tidak menyebabkan bahaya seperti bahan
kimia, hanya mencret saja kok.
Supaya memudahkan takaran 100cc pupuk organik cair bisa dicampurkan
dalam 10L air, karena kepadatan mikroba yang diencerkan dalam air
tersebut sudah cukup untuk kapasitas tanki air tersebut, dan jangan lupa
semakin banyak penyemprotan dan pengunaan pupuk cair, yang didalamnya
mengandung mikroba alangkah lebih baiknya tanah juga diberi suplemen
seperti pupuk kompos atau humus, atau bahan organik padatan lain untuk
menompang efektivitas kerja dari biodekomposer organik tersebut.
Gambar sprayer kapasitas 15-20L
B. Cara pembuatan Pupuk cair dengan unsur P atau Phospat (phosphor)
Unsur ini banyak terdapat di alam sebagai unsur bebas seperti halnya
unsur N, biasanya terdapat banyak di spesies organik. Sehingga untuk
mendapatkannya dari alam dibutuhkan juga jasa dan bantuan dari tumbuhan
dan mikroba yang mampu mengikatnya seperti unsur N di udara. Dan sumber
Phosphat di alam cukup melimpah, salah satu yang paling mudah ditemukan
adalah di sisa jaringan organik/jasad renik seperti bangkai, atau pada
pohon pisang dan bambu. Unsur ini sangat mudah lepas seperti halnya
unsur N, maka diperlukan wadah yang rapat untuk menyimpannya.
No Jenis bahan Jumlah Keterangan
1 Batang pisang, atau rebung bamboo Secukupnya sampai -+1/3 tinggi wadah
Sebagai sumber Phospat dan kalium yang baik, sekaligus mengandung anti
fungi (rebung) yang bisa dimanfaatkan sebagai fungisida alami.
Usahakan potongan pisang atau batang pisang harus dalam posisi melintang
setipis mungkin seperti gambar bukan membujur, dengan tujuan untuk
memudahkan penataan di wadah sekaligus dekomposisi bahan oleh mikroba
lebih cepat karena penampang serat pisang dan rebung yang
membujur/memanjang jika tidak terpotong-potong atau urutan susunan
selnya yang terbuka menjadi lebih sedikit, sehingga menyulitkan bio
dekomposer mendekomposisi zatnya.
2 Tetes tebu, gula pasir, nira, gula merah Jika tetes digunakan untuk
80-100L memerlukan min 10L (cairkan gula pasir atau gula merah sebelum
digunakan 10L air baiknya minimal 3kg gula atau lebih) tetes tebu
digunakan karena lebih ekonomis Untuk penyedia glukosa media kembang
mikroba
3 Air seni hewan ternak Secukupnya (sampai ¾ tinggi wadah) Bahan baku utama media pupuk cair
4 Starter bio dekomposer 1 atau 2L untuk 80-100L bahan Sudah dijelaskan
diatas sebagai syarat utama pembentukan koloni mikroba decomposer
Detail cara pembuatan pupuk organik cair P
1. Setelah bahan terkumpul dan wadah disiapkan bersihkan wadah pupuk dari kotoran dan bekas zat yang mungkin masih menempel
2. Potong bongol pisang atau gedebok, jikalau mengunakan rebung
perlakukan hal yang sama, yaitu memotongnya tipis horizontal secara
teratur (lihat gambar atas) hal ini untuk menghemat dan memaksimalkan
tempat sekaligus penataannya nanti. Penataan sebisa mungkin secara
horinsontal jangan vertikal hal ini untuk memudahkan fermentasi. Karena
pemotongan yang horisontal akan memperlebar penampang sel yang terbuka
dan memudahkan zat P yang ada di dalamnya untuk keluar dari kapiler sel
yang terbuka tersebut, sekaligus memudahkan mikroba untuk melakukan
pembusukan karena selulosa pisang dan terutama rebung yang lebih susah
untuk didekomposisi. Oleh karena itu pengunaan gedebok lebih diajurkan
jika terpaksa mengunakan rebung, rebung harus diiris horizontal tipis
atau diparut terlebih dahulu.
3. Setelah semua bahan ditata didalam wadah masukan:
tetes tebu/gula
air seni ternak
starter (rumen sapi/mp4, jika kita belum memiliki pupuk N starter)
4. Tutup wadah seperti perlakuan yang diberikan pada pupuk N dan starter
N, fermentasikan selama 2-3 minggu tergantung kondisi penyimpanan dan
jumlah fermentan yang akan difermentasikan, semakin rapat dan tidak
terkena sinar matahari semakin bagus. Dan semakin banyak bahan yang akan
difermentasikan lebih dari 100L maka 3 minggu jadi waktu yang cukup
matang untuk pupuk difermentasi.
3. Takaran dan cara pengunaan pupuk organik cair P
Hampir sama dengan tatacara pemupukan dari pupuk jenis N, biasanya
petani akan tahu kapan pengunaan pupuk ini supaya lebih efektif, ketika
untuk merangsang pembungaan dari tanaman, baik untuk tanaman semusim
atau tanaman tahunan.
a) Jikalau digunakan untuk tanaman semusim seperti padi atau palawija,
maka gunakan unsur P ketika waktu tanaman menjelang berbunga.
b) Jika tanaman tahun seperti buah-buahan, maka unsur ini bisa digunakan
kapanpun petani inginkan untuk meningkatkan produktifitas tanamannya.
c) Pengunaan masih bersama dengan unsur N atau unsur lainnya
dimungkinkan, dengan takaran sesuai kebutuhan. Jikalau menjelang
berbunga maka unsur N akan dikurangi dan banyak mengunakan unsur P, atau
dengan kata lain pupuk N dan P atau K, bisa dicampurkan dalam satu
wadah sprayer jika diinginkan untuk menghemat waktu dan tenaga pemupukan
oleh petani.
Catatan: Kadang pembiakan dan pembibitan unsur N atau P oleh petani akan
berbeda-beda kekentalan atau jumlah koloni bakteri
per-centimeterkubiknya, maka pengunaan pupuk organik lebih luwes dalam
pendosisan atau pengenceran dalam pengunaan, bisa jadi karena yang
digunakan merupakan unsur N dengan Starter bukan pembanyakan sesudahnya
atau wadah turunan, maka dosisnya bisa lebih sedikit dibandingkan tong
atau wadah pembiyakan selanjutnya, atau dalam kata lain, jangan takut
bereksperimen. Karena dalam mengunakan metode pertanian organik salah
satunya adalah mengembalikan ingatan local atau local wishdom keahlian
petani kita dalam mengolah tanah. Eksperimen dan ujicoba adalah kata
kunci.
C. Cara pembuatan pupuk organik dengan unsur K, kalium
No Bahan Jumlah Keterangan
1 Cocopeat/serabut kelapa 1/3 tinggi wadah Bahan sumber unsur K,
cocopeat adalah serbuk hasil pengilingan serabut atau bisa dililhat
sebagai butiran yang menempel pada serat kulit buah kelapa. Di beberapa
tempat sudah mulai ada cocopeat yang dijual dalam bentuk balok-balok
bata press, untuk mempermudah kita bisa mengunakan serabut kulit kelapa
yang dilembutkan dengan dipukul, jangan lupa jika ada bulir-bulir
cocopeat yang jatuh kumpulkan dan masukkan juga ke wadah pembuatan.
2 Air secukupnya Sampai hampir penuh wadah tidak mengunakan air seni ternak atau starter
3 Doa ayah dan ibu Sesuai kebutuhan Supaya berhasil dalam bekerja
Unsur K lebih fleksibel dalam pengolahannya, karena tidak diperlukan
fermenan atau fermentasi dalam prosesnya. Serabut kelapa yang banyak
mengandung cocopeat adalah sumber unsur K yang paling banyak dan mudah
ditemukan di sekitar kita. Dalam mendapatkan unsur K, serabut kelapa
cukup direndam air dan serabut terlebih dahulu dilunakkan atau di pukul
dengan diberi alas supaya cocopeatnya tidak terbuang. Atau dengan cara
yang lebih modern dengan mengunakan mesin.
Lama dari proses perendaman bisa kita lihat melalui warna air rendaman
dari serabut tersebut jika sudah sedikit merah dan sedikit berbusa maka
air sudah bisa diambil dan dijadikan pupuk. Unsur K banyak bermanfaat
ketika bunga dari tanaman yang hendak dipupuk sudah mulai memasuki fase
bakal buah atau bulir buah. Untuk mencegah rontok dan memperbesar,
memperbanyak jumlah jadi dari buah maka unsur K ini banyak digunakan.
Karena mudah dan murah tidak diperlukan pengenceran atau pencampuran
bahan pupuk organik jenis K dengan air lagi cukup langsung disiramkan
dan wadah tempat cocopeat serabut kelapa tersebut diisi ulang
seperlunya.
D. Pemeliharaan Pupuk Organik cair N dan P dan starter
Pada fase setelah petani membuat pupuk organik cair dan mengunakannya,
tentu ada pertanyaan apakah kemudian pupuk tersebut kadaluarsa atau
bagaimana jika habis?
Pupuk organik tidak mempunyai kadaluarsa seperti halnya cairan kimia
pabrik, selama wadah tersebut mampu menopang hidup mikroba dan bakteri
yang didalamnya maka pupuk itu bisa terus digunakan, hanya jika wadah
mulai kelihatan kosong atau tinggal sedikit, baru kemudian tutup bagian
atas boleh dibuka untuk menambahkan media berupa air seni ternak atau
bahan lainnya. Berikut cara perlakuannya;
1 Untuk Starter
Jika terlihat wadah mulai habis isinya buka wadah dan bisa ditambahkan
I. Tetes tebu atau gula
II. Air seni hewan ternak
III. Susu basi
IV. Teh basi
V. Bekatul
VI. Nanas blender/cincang
VII. Terasi mentah
Dengan catatan jangan terlalu sering membuka tutup wadah starter cukup
sekali sekaligus bahan ditambahkan, dan tidak perlu penambahan rumen,
rumen diperlukan hanya pada awal pembuatan starter baru.
2 Untuk pupuk cair N
Jika terlihat wadah sudah mulai habis isinya buka wadah dan bisa ditambahkan
I. Starter
II. Air seni hewan ternak
III. Bungil kacang atau tanaman wedhusan
IV. Tetes tebu atau gula
V. Nanas blender/cincang
Dengan catatan, bahan baku berupa sisa selulosa bungil kacang dan
tanaman wedhusan bisa dikeluarkan dan dijadikan kompos, dan digantikan
dengan yang baru, lama fermentasi jika sampai bungil dan daun wedhusan
dikeluarkan sama dengan ketika pertama kali pembuatan 2-3 minggu.
Sedangkan jika hanya ditambahkan starter, air seni hewan dan tetes cukup
1 minggu.
3 Untuk pupuk cair P
Jika terlihat wadah sudah mulai habis isinya buka wadah dan bisa ditambahkan
I. Starter
II. Air seni hewan ternak
III. Gedebok pisang cacah, rebung blender
IV. Tetes tebu atau gula
Dengan catatan perlakuan yang sama dengan apa yang diperlakukan pada
pupuk N cair, dan jika kita juga menguras atau mengeluarkan gedebok yang
telah difermentasikan. Dan setelah penambahan selesai wadah wajib
ditutup kembali dengan rapat untuk semua wadah pupuk starter, N cair dan
P cair kecuali wadah K.
4 Untuk pupuk cair K
Tidak ada perlakuan khusus, cukup rendaman cocopeat tersebut ditambahkan
air atau ditambahkan cocopeat, karena cocopeat dan serabut kelapa
mengandung banyak kalium yang struktur serabutnya susah untuk
didekomposisi oleh mikrobakter.
Selamat mencoba mungkin banyak metode dan unsur lain yang ditambahkan
pada “resep” pupuk organik ini oleh banyak pengiat dan petani organik,
kesemuannya memiliki tujuan yang sama yaitu memperbaiki hubungan kita
dengan alam dan membantu memuliakan para petani Indonesia.
Modul dan tata cara pembuatan pupuk organik ini didapatkan penulis dari
seorang guru dan sahabat sebagai tanda kasih sayang dari beliau, beliau
berpesan jikalau kita mendapatkan sesuatu ilmu dengan cuma-cuma alias
gratis jika ada yang ingin pula belajar dan mencoba, maka kita juga
wajib memberikan apa yang kita dapatkan juga secara cuma-cuma. Dengan
demikian semangat beliau akan tetap hidup dan mensemesta beserta ilmu
tersebut.
Artikel ini dibuat untuk memperingati 1 tahun wafatnya si empunya Ilmu…
Salam dari Danarto Putro
Rabu, 06 Januari 2016
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Saya akan sangat mengesyorkan perkhidmatan pembiayaan meridian Le_ kepada sesiapa yang memerlukan bantuan kewangan dan mereka akan membuat anda berada di atas direktori tinggi untuk sebarang keperluan selanjutnya. Sekali lagi saya memuji diri anda dan kakitangan anda untuk perkhidmatan dan perkhidmatan pelanggan yang luar biasa, kerana ini merupakan aset yang hebat untuk syarikat anda dan pengalaman yang menyenangkan kepada pelanggan seperti saya sendiri. Mengharapkan anda semua yang terbaik untuk masa depan. Perkhidmatan pembiayaan meridian adalah cara terbaik untuk mendapatkan pinjaman mudah, di sini ada email..lfdsloans @ lemeridianfds.com Atau bercakap dengan Encik Benjamin Pada WhatsApp Via_ + 1-989-394-3740 Terima kasih Anda untuk membantu saya dengan pinjaman sekali lagi di hati saya dengan tulus saya berterima kasih buat selama-lamanya.
BalasHapus